(disarikan dari tulisan Karen Young, Phew! It’s Normal. An Age by Age Guide for What to Expect from Kids and Teens – And What They Need From Us)
Menjadi anak dan remaja adalah fase penggemblengan yang tidak ringan. Anak-anak memerlukan bimbingan yang tepat agar memiliki perilaku yang baik. Mengenal tahapan perilaku yang normal pada anak dan remaja akan memudahkan orang tua dan pendidik atau orang sekelilingnya untuk memuluskan perkembangan anak.
Memahami apa yang sedang digumuli anak kita dan tujuan pertumbuhan yang sedang mereka lalui akan lebih memudahkan orang tua untuk menghadapi perilaku mereka yang kerap memusingkan. Proses pertumbuhan akan berjalan lebih lancar ketika orang tua memberikan anak ruang dan mendukung apa yang perlu mereka lakukan. Tentu orang tua juga memberikan batasan untuk apa yang boleh dilakukan dan tidak lakukan anak.
Berikut beberapa tahapan perkembangan dan perilaku yang dapat menjadi panduan bagi orang tua tentang batasan normal perilaku berdasarkan usia. Apakah perkembangan tersebut masih di dalam jalur atau tidak. Hal ini menjadi patokan bagi orang tua agar tidak menjadi cemas apakah anak menjadi terlalu cepat atau terlambat perkembangannya. Sebenarnya bila perkembangan perilaku anak yang sesuai dengan tahapan usianya orang tua tidak perlu cemas bila anak bergerak lebih lambat daripada teman seusianya.
Usia 0-1 tahun (bayi / infant)
- Segala sesuatu akan dibawa masuk ke mulutnya, seperti tangan, kaki, makanan, mainan, sepatu, dan semuanya…
- Bila mereka menangis berarti ada sesuatu yang mereka inginkan, misalnya tidur, dikelonin, meminta makanan, meminta pakaian diganti. Mereka belum memiliki kata untuk proses berkomunikasi, sehingga raungan tangisan yang dahsyatlah yang mampu untuk membuat manusia yang lebih besar daripada mereka untuk menghampiri mereka. Satu hal yang menakjubkan dari bayi, mereka tidak akan pernah meminta lebih daripada yang mereka butuhkan.
- Cemas dengan orang asing dan dapat marah ketika orang yang ia kenali tidak berada di dekat mereka.
- Bayi suka menatap dan memperhatikan wajah. Mereka senang dengan wajah dan menatap wajah asli, wajah dalam buku, dan di cermin. Untuk seusia mereka menatap dengan memperhatikan wajah dianggap wajar dan sopan-sopan saja, bahkan dianggap lucu.
Dukungan yang diperlukan mereka
Pekerjaan bayi adalah mempelajari sekeliling dan mempercayai orang sekitar mereka. Mereka akan bekerja keras untuk memberi kesempatan kepada orang tua agar menunjukkan kasih sayang yang membuat mereka nyaman dan aman. Walaupun tanpa menggunakan kata tetapi mereka akan menunjukkan bila ada sesuatu yang salah dalam diri mereka.
Perhatikanlah mereka dengan konsisten untuk segala sesuatu yang mereka perlukan sehingga mereka dapat merasa aman. Beri makan ketika lapar, beri ketenangan ketika mereka takut, keloni mereka ketika mereka perlu bersama kita. Hal ini akan membentuk dasar keingintahuan, kemandirian, kepercayaan diri, harga diri, dan cara berinteraksi mereka.
1-2 tahun
- Menjadi lebih interaktif.
- Tidak bertindak dengan unsur kesengajaan. Semua dilakukan spontan tanpa berpikir apa sebab akibatnya. Mereka menggigit bukan bermaksud untuk menyakiti, mereka merebut mainan dari anak lain bukan karena marah, yaaa mereka merasa memang benda tersebut memang untuk dipegang, diambil, dan dimasukkan ke mulut bukan?
- Akan mengikuti keingintahuan mereka sendiri, membongkar barang untuk melihat apa yang ada di dalamnya, termasuk melemparkannya ke lantai untuk melihat reaksinya.
- Belum terbentuk untuk saling berbagi
- Terlihat egois dan suka memerintah, tetapi sebenarnya di dalam pikiran mereka hanyalah tertarik dengan benda tertentu dan menganggap benda tersebut adalah miliknya.
- Mulai mengerti dan membangun rasa kepemilikan.
- Dua kata favorit mereka : ‘Punya aku!’ dan ‘Jangan!’
- Dua kata yang paling mereka tidak sukai juga ‘Punya aku!’ dan ‘Jangan!’
- Sering terbangun menjelang malam hari.
- Menjelang akhir tahapan usia ini, prilaku mereka dapat lebih menyimpang seiring mereka mulai bereksperimen untuk menjadi lebih mandiri. Mereka dapat mengalami tantrum karena mereka menjadi lebih cepat frustasi dengan kekurangan mereka dalam menyampaikan maksud mereka ketika berkomunikasi.
- Tantrum juga dapat dipicu dari emosi (frustasi, marah, sedih, malu) yang memuncak akibat dari tidak adanya kata-kata yang mampu mereka jabarkan terhadap emosi mereka.
- Menjadi lebih suka bermain dalam lingkungan sekitar anak-anak, namun bukan bermain dengan anak-anak sekelilingnya.
Dukungan yang mereka butuhkan
- Fokus mereka masih pendek, jadi gunakan pengalihan perhatian untuk mengarahkan mereka untuk tidak melakukan sesuatu yang tidak kita inginkan.
- Ketika kita memberikan peraturan baru, mereka tidak akan ingat peraturan lama yang pernah kita berikan sehingga mereka belum bisa protes. Ini adalah keuntungan dari tingkat fokus mereka yang masih pendek.
- Bersikaplah positif ketika mereka melakukan hal yang baik.
- Mulai memperkenalkan beberapa hal yang tidak baik.
- Abaikan hal-hal kecil. Ada banyak yang perlu mereka pelajari jadi hal terbaik adalah tidak memberikan beban yang berlebihan. Biarkan mereka terbiasa dengan hal yang penting terlebih dahulu.
- Anak mulai mengerti ketika anda mulai meminta mereka melakukan sesuatu demi memudahkan kita untuk tidak perlu membersihkan yang berantakan dari mereka. Jangan berharap mereka akan melakukan apa yang kita minta, namun tetaplah mengarahkan mereka. Tetaplah tabah ketika mereka tidak dapat melakukan perintah kita dalam sekejap atau sama sekali tidak dikerjakan.
- Tegurlah kesalahan mereka dengan lembut karena mereka sudah melakukan sekuat tenaga sesuai dengan kemampuan mereka. Bila kita meminta terlalu banyak maka akan berakibat dengan kecemasan, ketidakpercayaan diri dan semakin menimbulkan banyak kesalahan dari anak usia tiga tahun.
- Membantu mereka untuk mengungkapkan perasaannya dengan kalimat yang tepat dan baik.
(bersambung)